Kochimuitte


^-^v

Rabu, 29 Desember 2010

Aku Merindumu

Aku merindumu
Aku merindumu di penghujung waktu
Seperti malam yang merindu senja menjemputnya
Aku merindumu
Layaknya bunga matahari menunggu senyuman mentari
mengecup kelopaknya
Aku merindumu,,,

Aku Melihatmu

Aku melihatmu
Berbaju biru
Dihari yang sama seperti aku melihatmu minggu lalu
Aku melihatmu
Bukan hanya parasmu
Hatimu juga
Terpancar dari sikapmu
Aku melihatmu
Dan hanya melihatmu
dari kejauhan
melihat punggungmu berlalu
Aku melihatmu
karena sebatas itu yang dapat aku perbolehkan diriku lakukan
Karena aku bukan siapa-siapa
Aku belumlah pantas disandingkan denganmu
Kau berhak mendapatkan yang lebih indah,,,
Karena aku tahu
Karena aku melihatmu

Jumat, 17 Desember 2010

Masih Dapatkah Aku Memimpikanmu?

Seperti senja yang merindu fajar
Layaknya dewi malam yang menantikan surya
Itu juga yang kurasakan padamu
Menanti hari
Dipermainkan rasa
Ditertawakan waktu

Tahukah kau?
Senja tak pernah bosan merindu
meski ia tahu fajar tak kan kunjung menjumpainya

Sadarkah kau?
Dewi malam tak jemu menanti
meski sadar suryanya bukanlah untuknya

Lalu, apakah aku masih dapat memimpikanmu?
Ketika sang waktu menjadi hakim atas segala keputusan semesta
masih bolehkah aku merajut asaku?

Tak perlulah kau tahu
berapa banyak kusuap waktu
agar ia bungkam padamu
agar ia tak membocorkan rasaku padamu
biarlah..
biar hanya aku yang tahu

Usah kau hiraukan senja ataupun dewi malam itu

Biar sang waktu yang menjagamu
Biar sang waktu yang menyimpan rasaku

Dan...
Masih dapatkah aku memimpikanmu?

Minggu, 12 Desember 2010

(iseng) Tips Cerdas Bergaul

Sebenernya saya ga tau, masih adakah orang yang membutuhkan tips-tips seperti ini. Tapi ya sudahlah,daripada ga mending ditulais aja sapa tau aja emang ada yang butuh...hehe...
Saya dapet tips ini dari salah satu majalah...
1. Jadilah orang yang pandai MENDENGARKAN, bukan pandai bicara.

Saat bicara, orang paling sering mengatakan kata 'aku'. Itu artinya manusia punya ego yang besar, selalu ingin menonjolkan dirinya. Jadi kalau bicara dengan orang lain, cukuplah memakai dua kata, 'apa' dan 'kenapa'. Dijamin lawan bicara kita akan ngomong panjang lebar dan kita cukup jadi pendengar cerdas saja. Jadilah pendengar yang antusias dengan ekspresi wajah atau ungkapan yang antusias juga.

(Hmm...jadi inget iklan salah satu asuransi...always listening always understanding...hehe...
Tapi, saya setuju dengan pernyataan bahwa kita harus jadi pendengar cerdas. Kenapa?
Karena, seperti yang pernah dikatakan oleh guru sekolah saya dulu, kita diberikan dua telinga dan satu mulut agar kita lebih banyak mendengarkan daripada berbicara. Apalagi mulutmu, harimaumu kan? hehe)

2. Berikan sedikit pujian pada lawan bicara.

Kata kuncinya sederhana saja, kalau wanita suka dipuji hal-hal yang berkaitan dengan aksesoris. Kalau laki-laki suka dipuji dengan hal-hal yang berkaitan dengan anggota badan. Tapi ingat, sedikit saja pujiannya, jangan berlebihan.

(Kalau buat saya, aneh ya muji-muji orang, bukannya saya ga pernah muji orang. Kita ga perlu memuji tiap lawan bicara kita deh kayaknya. Tapi, kalo sesekali bolehlah...sesekali loh ya!! Ga perlu sering-sering, biar ga memicu kesombongan...)

3. Bicarakan apa yang dia suka, bukan apa yang aku suka.


Kamu suka jeruk dan kamu juga suka ikan. Tapi kamu tidak bisa memberikan jeruk pada ikan karena ikan sukanya cacing. Walaupun kamu tidak suka cacing, berikan cacing pada ikan biar ikannya suka sama kamu.

(Saya kira '....berikan cacing pada lawan bicaramu...' lanjutannya hehe...
Analogi yang aneh. Tapi saya kurang setuju, ga selalu harus membicarakan yang dia suka kan? Sesekali kita juga boleh membicarakan yang kita suka, cuma sekedar sharing aja. Kalau ternyata lawan bicara kita ga suka apa yang kita bicarakan...dan mulai menjengkelkan, karena terus menerus membicarakan segala hal tentang dirinya....kamu boleh kok langsung hengkang, tapi jangan lupa pamit dulu ya, biar sopan hehe...)

Agak aneh sih baca tips itu. Yang saya rekomendasikan adalah poin pertama (yang kedua & ketiga kalo mau dicoba juga ga papa sih, tapi ga saya rekomendasikan pada sahabat anda, bisa-bisa dia melayang gara-gara kege-eran haha). Jadi pendengar yang baik. Percaya deh, it works!!

Sabtu, 11 Desember 2010

Secuil Rasa

Apakah hanya aku yang merasa tidak bahagia?
Diantara buncahan rasa yang melambungkan hati.
Apakah hanya aku yang diam, berdiri sendiri berbalut sepi?
Diantara hingar sorai ria.
Bukan aku tidak merasakan hadirnya bahagia, bukan pula aku mengingkari pernah adanya rasa itu.
Hanya saja aku merasa ada hampa, ada yang tercerabut.
Apakah hanya pikirku?
Ketika tak kurasa yang dirasa oleh sekitarku.
Aku hanya ingat kalimatmu waktu itu,,
"kebahagiaan itu tidak selalu hadir dalam wujud besar,,
kerap kali ia hadir dalam bentuk serpih mungil,,
layaknya bintang yang terserak di angkasa, terlihat kecil namun tak terhitung..."
Ingat?
Kau tidak memberiku alasan untuk tak bahagia.

Kamis, 02 Desember 2010

RIBETNYA JADI CEWE'

021010…
Masih di hari yang sama waktu saya jalan di bawah langit biru setelah hujan. Sebelum pulang saya kepingin beli mie ayam, jadilah saya mampir sebentar ke warung mie ayam di pinggir jalan (ya iyalah masa warungnya di tengah jalan, mana bisa lewat nanti orang2..). sambil menunggu mie dimasak (saya minta mienya dibungkus) saya duduk di deket 2 sejoli yang abis makan mie ayam. Setelah yang cowo bayar dan keluar dari warung, yang cewe langsung mengeluarkan botol permen karet happyd*nt wh*te, terus ngeluarin cermin dan mulai ngaca (ya iyalah masa nyuci piring…). Abis makan aja ngaca ckckck…jaga penampilan banget.
Saya sih bukan tipe orang yang sangat rapih tapi bukan berarti saya sangat tidak memperhatikan penampilan. Cuma saya ga segitunya aja, sampe-sampe abis makan pake acara ngaca. Biasa aja. Setelah melihat scene itu jadi mikir 'ternyata  cewe itu ribet ya?!' (padahal sendirinya juga cewe hahaha…)

RINDUNYA BERJALAN DI BAWAH LANGIT BIRU

021010…
Saking asiknya belanja, saya ga sadar kalo di luar hujan. Ga deras tapi cukuplah untuk membuat basah jalanan. Tapi saya tetap tersenyum. Pasalnya ketika saya keluar dari minimarket, hujan sudah reda dan biru kembali mengangkasa. Senangnya. Karena saya sudah lama tidak melihat biru setelah hujan akhir-akhir ini.
Dan saya pun berjalan pulang. Ga pake protes, apalagi ngedumel tentang jalanan yang basah. Saya sangat menikmati angin yang berhembus setelah hujan. Sejuk, menenangkan. Adem rasanya. Ditambah karena matahari tidak mencubit saya dengan teriknya, maklumlah jam sudah menunjukkan angka 3.
Saya berjalan dengan santainya, menikmati berjalan di bawah langit biru setelah hujan, padahal biasanya kalo saya abis belanja di minimarket sana saya akan mempercepat langkah saya biar cepat sampai di kamar. Tapi kali ini tidak. Saya mengambil jalan yang agak sedikit lebih jauh dan lengang (karena melewati jalanan depan rumah orang yang memang bukan jalan raya) sambil sesekali memandangi langit.
Rasanya seperti seseorang yang bertemu lagi dengan mantan pacarnya (yang masih disayangi) setelah bertahun-tahun ga ketemu…(iya..iya…saya tau ko kalo analoginya aneh,,,). Ya gitu deh, rasanya pengen ngeliatin terus tapi kadang malu juga gara-gara jadi senyam-senyum sendiri, apalagi saya senyam-senyum sendirian di jalan sambil menatap langit…hfftt…masih untung ga diteriakin 'orang gila!'
Tapi emang bener deh, saya rindu sekali berjalan kaki. Apalagi di bawah langit biru yang teduh. Waktu dulu jaman-jamannya masih sekolah, saya dan teman saya sering sengaja jalan ke rental komik kalo sore-sore, sambil ngobrol sambil ngeliatin langit. Kita juga pernah sengaja berhenti di jalan untuk melihat senja yang indaaaaahhh…banget hehehe…
Kapan lagi ya bisa jalan di bawah biru teduhnya?

Jumat, 26 November 2010

Life without F is gonna be...?

Awalnya sih gara-gara beberapa waktu lalu, waktu saya lagi seneng-senengnya baca cerita-cerita fanfic di internet. Saya nge-klik Hinata yang pairing sama Neji, terus ada satu cerita yang kalimatnya saya suka.
Dan kalimat itu diucapkan Hinata ke adiknya waktu dia kalah ketika latihan sama Kakaknya.

"Do you know the word 'life'?"
"When we take the letter 'f' out, we have 'lie' remain, if the letters 'f' stand for 'fail', then we have 'life without failed is a lie'".

Selasa, 23 November 2010

Jangan Tanyakan Aku Cinta

Jangan pernah kau tanyakan arti cinta padaku,Kawan. Karena jawabannya pasti akan panjang dan rumit untuk kau pahami. Aku bukan pemuja cinta, bukan pula membencinya. Hanya saja aku tidak mudah jatuh cinta. Bagiku cinta seperti buah durian, manis bila bibitnya bagus dan pohonya dirawat dengan baik. Tapi sayangnya pohonnya tinggi dan kulit buahnya berduri. Bisa melukaimu dengan durinya. Tapi bisa kenyang dengan buahnya hanya saja kau tidak boleh makan banyak-banyak. Salah-salah kau malah akan sakit.
Atau seperti apalah...yang menurutku adalah bonus dari ketekunanmu merawat benih cinta, merawat rasa sayangmu.
Ahh...rumit Kawan! Rumit!
Cinta dalam sudut pandangku rumit tapi juga sederhana. Kau juga punya pandangan sendiri bukan?

Bunga Matahari Tak Pernah Membenci Mataharinya

Bunga matahari tak pernah membenci mataharinya. Tak akan pernah. Biar seterik apapun senyuman sang matahari untuknya. Bunga matahari tetap tegar; tetap tak berpaling menatap wajah mataharinya, sumber kekuatannya, cintanya. Bunga matahari tak pernah tidak menatap sumber kehidupannya, karena ia mencintainya dengan seluruh hidupnya, dengan setiap inchi serat tubuhnya.

Bunga matahari tak pernah tidak tersenyum pada cintanya itu. Karena untuk dialah bunga matahari tetap berdiri.

Kamis, 04 November 2010

MERAPI KINI...

Beberapa waktu yang lalu, pasca merapi 'muntah-muntah', saya mencari foto-foto keadaan di Merapi dan sekitarnya dan saya menemukan beberapa lokasi yang dulu pernah saya datangi. Tapi keadaannya sekarang sangat jauuuuuuhhh dari yang dulu...
Yang dilingkari merah itu adalah tempat dulu saya dan teman-teman saya nunggu bis jemputan kami, waktu mau pulang dari acara makrab. Yang panah hijau adalah arah menuju rumah mbah Maridjan.



Nah yang ini adalah foto-foto masjid mbah Maridjan yang saya ceritakan di postingan yang lalu. di gambar paling atas yang ditunjuk panah putih itulah masjidnya, yang dilingkari putih itu dulunya banyak pohon-pohon hijaunya, terus di foto ketiga yang dilingkari merah itu adalah toilet (haha...penting banget ya ngasih tau toiletnya...).
Yang ditunjuk panah putih itu adalah arah ke arah Merapi, buat orang-orang yang mau mendaki ke atas. Yang dilingkari merah itu adalah rumah yang pernah saya mampiri (apa sih bahasanya?) sama teman saya dan satu orang adik kelas yang sakit jantungnya kumat...(numpang pipis doang...hahaha).

Begitulah...ga ada lagi warna hijau yang dulu, sekarang semuanya jadi abu-abu...

Sabtu, 30 Oktober 2010

ABU MERAPI MENGHUJANI KOSAN SAYA

301010...pukul 00.40 WIB. Merapi erupsi kembali. Kata teman saya begitu. Tidak perlu dijelaskan pun saya sudah percaya ko, karena ABU MERAPINYA SUDAH SAMPAI KE KOSAN SAYA!!!!!
Iya beneran!
Kebetulan hari ini saya piket kosan dan nanti saya kulaihi jam 7 pagi, karena itulah saya bangun lebih pagi untuk piket. Ketika saya membereskan sandal, saya melihat ada bubuk abu-abu halus yang menempel di sandal-sandal. Terbersit curiga 'Jangan-jangan ini abu Merapi?' tapi saya sangkal sendiri, 'Ah mungkin debu biasa dari genting atau atap.' Tapi, ketika saya menengadah, ada abu halus beterbangan yang membuat mata saya pedih...'Hmm,,,jangan-jangan bener nih...?'
Ketika saya ceritakan hal itu ke salah satu mba kos saya, dia juga punya kecurigaan yang sama dan menjadi yakin bahwa debu itu memang abu Merapi saat kita melihat atap yang bertaburan zat halus abu-abu dari lantai dua. Ya Allah...
Selang beberapa menit kemudian, teman saya mengabari lewat pesan singkat bahwa tadi malam Merapi kembali erupsi, bahkan lebih besar dari sebelumnya. Huffftt...
Angkasa tak menampakkan warna birunya hari ini. Yang ada adalah putih agak keabu-abuan. Terselip rasa khawatir di hati kecil saya. Karena seumur-umur belum pernah merasakan kejadian seperti ini (ya iyalah...di kampung halaman saya di Bogor kan ga ada gunung berapinya...), tapi di lain sisi saya jadi merasa lebih istimewa dibandingkan teman-teman saya lainnya yang tidak berada di Jogja (haha...apa coba?!). Ini adalah termasuk keistimewaan Yogyakarta, bukan?!
Yaa...inilah resikonya tinggal di kota yang pernah terkena gempa dahsyat pada tahun 2006 lalu ini. Selama dua setengah tahun lebih sedikit, saya tinggal di kota ini, saya sudah pernah merasakan gempa, angin besar (saya bingung bagaimana menyebutnya, dibilang angin puting beliung tapi tidak terlalu besar, dibilang angin ribut juga bukan karena anginnya ga berisik hehe...) dan abu Merapi. Pengalaman yang tidak dirasakan oleh orang di luar Jogja. Tapi apapun itu saya berdoa...semoga kami, yang tinggal di Jogja, dilindungi dari segala hal-hal buruk yang mungkin terjadi (kasian emak saya yang jadi ketar-ketir gara-gara anak perempuannya kuliah di Jogja hehe...)...amiin...
(Untuk yang baca, kalau ada, tolong ikut mengaminkan yaa...!! Terima kasih)

SAYA DAN MASJID MBAH MARIDJAN

Tanggal 26 Oktober 2010 lalu Merapi mulai menumpahkan awan panasnya. Wedhus gembel kata orang sekitar sana. Jujur saja kala itu terjadi saya tengah mengerjakan tugas jadi saya termasuk kedalam orang yang 'telat' tau bahwa sore itu Merapi sudah muntah-muntah.
Esoknya saya searching di internet tentang kondisi Merapi (ga mau ketinggalan berita dong!!) dan di semua situs santer memberitakan tentang Mbah Maridjan. Ada yang bilang kalau bintang iklan salah satu minuman penambah energi itu masih hidup dan ada juga yang bilang bahwa simbah (Mbah Maridjan) ditemukan tewas di rumahnya bersama belasan lainnya. Yang terakhir terbukti benar.
Hati saya terenyuh saat membaca salah satu berita, di sana tertulis bahwa masjid yang dibangun oleh simbah, yang menggunakan uang hasil menjadi model iklan, telah hancur diterjang awan panas. Masih lekat dalam ingatan saya tentang masjid itu. Saya memang pernah ke sana, tahun lalu, ketika saya menjadi panitia makrab salah satu organisasi kampus. Kala itu kami bahkan menginap di pendopo samping rumah simbah. Melihat sendiri seperti apa sosok Mbah Maridjan (tidak hanya lewat TV), ketika itu beliau, dengan bahasa kromo inggilnya, bahkan sempat menasehati kami agar mengumpulkan sampah yang tercecer dan dibuang ke tempat sampah. Dan satu hal yang saya amati, simbah memakai baju batik.
Masih teringat saya akan masjid yang tidak terlalu besar namun apik itu. Terasnya kotor oleh jejak-jejak sandal kami yang penuh tanah dan lumpur karena saat itu sedang musim hujan (kalau tidak salah, dulu juga di bulan Oktober).
Rasanya sedih mengetahui bahwa tempat yang dulu pernah saya sambangi sekarang sudah tidak ada lagi. Meski (katanya) dari pihak produsen minuman yang diiklankan simbah mengatakan akan membangun kembali rumah dan masjid simbah tapi pasti rasanya tak akan sama, apalagi karena kini tidak ada lagi simbah. Saya seperti memiliki perasaan memiliki terhadap masjid itu, yaaahh....bukan memiliki seperti masjid itu seolah-olah milik saya, tapi memiliki karena dulu saya paling tidak, pernah menginjak lantainya yang berkeramik putih itu.
Dan bila suatu hari saya diminta untuk kembali menginap di tempat yang sama seperti saat saya makrab dulu maka akan dua pilihan, pertama saya akan menjawa "Ogah!! Ngeri gue!!" atau yang kedua saya akan mundur dari kepanitiaan...hehe...(tapi masih saya pertimbangkanlah...yang jelas tidak dalam waktu dekat ini lahhh....)

GIMANA KALO SAYA JADI RELAWAN MERAPI PART 2

281010...Sebenarnya saya diajak untuk jadi relawan Merapi oleh ketua himpunan saya, program dari BEM katanya.
Relawan Merapi?
Lah terus kok bisa saya yang diajak?
Kan badan saya mungil gini?
Itu yang ada di pikiran saya.
Seneng sih, berharap bisa punya pengalaman baru sebagai relawan. Tapi saya juga sekaligus takut.
Pasalnya Merapi baru sekali erupsi, dan erupsi tidak sama dengan meletus. Jadi masih ada kemungkinan Merapi akan meletus sewaktu-waktu. Dan kala itu, terbersit di benak saya bahwa saya belum siap mati...astagfirullah..
Karena saya adalah anak yang berbakti pada orangtua,saya pun meminta pendapat keduanya. Dari pihak emak bilang bahwa saya lebih baik mikirin dan belajar untuk UTS minggu depan, itu adalah bentuk halus dari kata TIDAK. Dari pihak babeh mengatakan bahwa saya harus tau dulu daerah yang akan saya sambangi nanti itu dimana jangan sampai saya membahayakan diri sendiri, nah yang ini ambigu nih. Berarti kalo daerahnya termasuk dalam jarak aman saya boleh ikut tapi kalo daerahnya deketan ma bahaya, masih deket ma Merapi gitu, saya ga boleh ikut. Dan saya memilih yang terakhir. SAYA URUNG IKUT, SODARA-SODARA!!
Bukan karena saya apatis atau tidak peduli. TApi saya pikir saya akan lebih membantu kalo saya ga ikut ke sana. Bisa-bisa saya disangka anak ilang di sana. Terus nanti kalo ada apa-apa, gempa atau erupsi lagi misalnya, terus terjadi kepanikan, nanti saya harus kemana? Yaa...itu sih cuma pikiran lebay saya aja, tapi bukan berarti itu ga mungkin terjadi kan?!
Nah daripada di sana nanti saya ngerepotin atau malah ngabis-ngabisin nasi mendingan saya di sini, ngetik ini terus dipublish hehe...

GIMANA KALO SAYA JADI RELAWAN MERAPI

Jawabannya ya ga gimana-gimana. Soalnya saya ga jadi jadi relawan Merapi..hehe..

Jumat, 29 Oktober 2010

Permainan Memasukkan Pulpen ke dalam Botol

Sabtu lalu saya dan teman2 ikut jadi panitia makrab jurusan, sebenernya males juga tapi karena kurang orang yaa...bolehlah...
Seperti kegiatan makrab pada umumnya, ada sarasehan,perkenalan himpunan..bla..bla...bla...bla..bla..bla...
Nah...Minggu siangnya diadakan acara outbond, saya sih lebih suka menyebutnya TREKING. Gimana engga dari pos 1 sampe pos ke-5 rutenya naujubilah...naik...naik...naikk...ke puncak gunung (hehe...)mending kalo ada eskalatornya, ini sih bener2 treking, kayak waktu jaman esempe dulu waktu nyari jejak pramuka. Jalannya tanah, licin pula karena baru saja terguyur hujan. Dan saya kebagian di pos terakhir, di paling atas...ckckck...
Tapi bolehlah...karena ada gazebonya dan pemandangan dari ketinggiannya memang mangstabzz...
Di sana saya dan seorang teman saya membuat permainan memasukkan pulpen ke dalam botol, itu loh yang pulpennya diikat ke tali yang banyak terus nanti talinya diikatkan di pinggang peserta terus satu peserta mangomandoi teman2nya biar pulpennya bisa masuk ke botol,tapi peserta yang pinggangnya diikat dengan tali ga boleh liat ke arah botol yang ada di belakang mereka.
Sepintas kelihatannya simpel dan gampang banget tapi faktanya banyak yang ngedumel, ada juga yang malah ganti komandan, ada juga yang bisa memasukkan tapi setelah sekian lama...(lama banget ngasih komandonya...).
Terus fungsinya main ini apa?
Ada.
Melatih berkomunikasi, melatih memahami kondisi, melatih kepercayaan. Lihat aja, peserta yang ngintip2 ke belakang tandanya dia ga percaya sama komandannya, kelompok yang butuh waktu lama buat masukkin pulpen berarti komandannya yang kurang bisa memainkan kata2,atau pesertanya yang kurang paham,biarpun ada juga sih yang cepet nyelesein permainan ini.
Biasanya orang2 yang memainkan permainan ini hanya menganggap enteng padahal dari sinilah kita bisa tau sesiapa saja yang berbakat jadi pemimpin,yang kemampuan linguistiknya bagus dan siapa saja yang berbakat jadi 'penonton'. Hmm...jadi berpikir...gimana kalo setiap orang yang berminat jadi pemimpin dites dulu pake permainan ini?^^8

Minggu, 24 Oktober 2010

241010

Hmm...lelah...tapi aku tidak mau menyerah pada rasa lelah ini...
sudah terlalu banyak yang kutunda, kuabaikan...dan percayalah Kawan, menunda itu masalah!!!